Senin, 14 Desember 2009

Penurunan Kualitas Sinyal Pada Fiber Optik



Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia akan akses informasi, maka jaringan konputer sebagai salah satu media informasi elektronik ikut pula berkembang. Peningkatan kapasitas dan kecepatan akses informasi menjadi hal yang menjadi patokan dalam perkembangan jaringan komputer. Setelah para ilmuwan Jerman melakukan eksperimen untuk mengirimkan informasi serat optik, teknologi serat optik mengalami perkembangan hingga lahir Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) generasi pertama pada tahun 70-an.
Teknologi serat optik terus berkembang seiring perkembangan jaman, hingga sekarang fiber optik dikenal sebagai media andal untuk jaringan triple play atau media yang melayani transfer data, suara, dan video sekaligus dalam satu media. Tentunya jaringan fiber optik tidak terlepas pula dari faktor - faktor yang yang mempengaruhi keandalannya. Berikut adalah sedikit materi yang saya dapat dari senior:

Beberapa hal yang mempengaruhi performance fiber optic :
  1. Loss, yang diakibatkan oleh panjang span fiber dan banyaknya splicing di sepanjang span fiber tersebut. Besarnya loss dari suatu span fiber bisa diukur dengan menggunakan OTDR.

  2. Dispersi, seiring dengan bertambahnya usia fiber maka dispersi pada fiber optic tersebut semakin jelek, dispersi ada 2 macam:
    - Chromatic dispersion (CD), dispersi ini diakibatkan oleh variasi fiber index (karakteristik fiber) dengan panjang gelombang, hal ini menimbulkan delay antara panjang gelombang dengan pulsa transmisi cahaya sehingga sinyal yang ditransmisikan menjadi cacat dan menimbulkan distorsi dan naiknya BER (Bit Error Ratio). Chromatic dispersion bisa diukur dengan menggunakan chromatic dispersion meter. Selain itu pada sebuah percobaan mengenai hubungan antara suhu dan chromatic dispersion, kesimpulan yang didapat adalah salah satu penyebab penurunan kualitas sinyal pada jaringan fiber optik adalah chromatic dispersion yang berfluktuasi yang dipengaruhi oleh suhu kabel fiber optik.Chromatic dispersion bisa diatasi dengan membuat chromatic dispensation dengan membuat semacam spoel atau gulungan fiber optic untuk mengkompensasi cacatnya sinyal yang ditransmisikan.
    - Polarization Mode Dispersion (PMD), PMD diakibatkan oleh berubahnya bentuk fiber optic yang diakibatkan suhu, kelembaban atau adanya tarikan fiber yang bengkok. Dalam hal ini seharusnya fiber optic berbentuk bulat dan lurus tapi pada prakteknya akibat suhu, kelembaban dan pergeseran bumi bentuk fiber optic menjadi tidak bulat (misalnya lonjong) dan bengkok. Faktor lain yang menyebabkan polarization mode dispersion proses pembuatan yang kurang sempurna. Pada kabel fiber optik single mode ,sebenarnya terdiri dari kabel dua mode yang memiliki polarisasi yang sama. Dalam fiber optik yang sempurna sinyal yang dilewatkan pada dua mode ini berjalan pada kecepatan yang sama, tetapi dalam kenyataannya, ketidaksempurnaan fabrikasi membuat sinyal menjadi asimetris dan dapat menyebabkan mode memiliki kecepatan propagasi berbeda. Perbedaan kecepatan ini disebut Differential Group Delay (DGD) dan PMD adalah koefisien statistik-normalisasi panjang rata-rata nilai DGD. PMD dapat diminimalisir dengan pemilihan kabel dan instalasi yang baik.Lain dengan CD yang bisa diatasi dengan membuat chromatic dispensator, PMD tidak dapat diatasi.

  3. Rusaknya Sealed dan Jacket Fiber, seiring bertambahnya usia fiber Sealed dan Jacket Fiber akan semakin jelek, misalnya mengeras kemudian pecah sehingga fiber optic tidak terlindungi dari suhu dan lembab.


Asumsi penurunan performasi kabel fiber optic bisa berbeda-beda tergantung jenis kabel dan dari pabrikan mana kabel tersebut dibuat. Asumsi penurunan performansi pun bisa diukur melalui hasil pengukuran Loss, CD dan PMD terhadap kabel fiber optic yang dilakukan idealnya setiap satu tahun sekali.
Terkait dengan implementasi DWDM, maka pengukuran Loss, CD dan PMD menjadi sangat penting selain jenis kabel yang digunakan. Idealnya untuk DWDM menggunakan G.655 (1550) namun bisa juga menggunakan menggunakan G.652 (1310) namun untuk jarak yang relative pendek. Hal ini karena karakteristik G.655 dan G.652 bertolak belakang, G.652 jika diukur dengan menggunakan CD meter delay-nya kecil(mendekati nol) di panjang gelombang 1310 dan delay meningkat semakin tinggi seiring naiknya besaran panjang gelombang, sebaliknya G.655 jika diukur dengan menggunakan CD meter delaynya kecil (mendekati nol) di panjang gelombang 1550 dan delay meningkat seiring naiknya besaran panjang gelombang. semakin besar delay yang ditimbulkan maka fiber tersebut akan semakin sulit mentransmisikan bandwidth yang semakin besar.
Untuk pengukuran performance kabel fiber melalui pengukuran Loss, CD dan PMD bisa melalui TELKOM RDC atau perusahaan-perusahaan yang menyewakan CD meter dan PMD meter.









0 komentar: