Minggu, 03 Januari 2010

Jakarta - Pelabuhan Ratu - Ujung Genteng - Jakarta (1)



Yups, setelah sekian lama berimajinasi tentang Ujung Genteng akhirnya pada penghujung tahun 2009 kemarin, keinginan yang terpendam itu akhirnya tunai sudah. Pada tanggal 24 Desember alias malam natal kemarin saya dan kawan - kawan bertolak menuju Pelabuhan Ratu kemudian menuju Ujung Genteng.

Perjalanan kami mulai pada pukul 23.00 WIB, sebab beberapa kawan harus mencari beberapa perlengkapan seperti tenda sebelum kami berangkat, dan ada pula kawan yang harus kami tunggu karena baru saja pulang dari Bandung untuk tugas kantor.

Titik awal perjalanan kami mulai dari simpang Kelapa Dua Depok, kemudian kami menempuh perjalanan selama 1 jam ke arah Sukabumi dan berhenti sejenak di daerah Lido untuk melepas kantuk yang mulai mendera sekaligus mengisi bahan bakar motor. Setelah beristirahat selama kurang lebih 15 menit kami meneruskan perjalanan.

Untuk menghemat waktu perjalanan, selepas dari kawasan Lido kami langsung menuju Pelabuhan Ratu melalui jalur Cikidang , memasuki Cikidang medan perjalanan mulai kurang bersahabat, meskipun langit pada saat itu cerah namun turunnya kabut memperpendek jarak pandang kami sehingga kami memacu motor tidak lebih dari 60 km/jam saja. Ditambah lagi kontur tanah yang naik turun dengan cukup terjal ditambah kelokan tajam menyulitkan kami mengendarai motor, bahkan salah satu kawan kami terjatuh karena kurang sigap menuruni jalan terjal yang membelok dengan kemiringan mencapai 45 derajat, namun Alhamdulillah baik pengendara maupun motornya masih dapat melanjutkan perjalanan. Jalur Cikidang - Citarik dapat kami tempuh selama kurang lebih 1,5 jam.

Kami tiba di kota Pelabuhan Ratu sekitar pukul 3 pagi, dan kami langsung mencari tempat menginap di sepanjang jalan Citepus yang berbatasan langsung dengan pinggir pantai. Sesampainya disana, satu persatu personil mulai berjatuhan (tidur, red) ,memulihkan tenaga untuk perjalanan esok serta memang perjalanan malam itu cukup menguras tenaga. Ditepi pantai cukup banyak saung-saung yang dapat digunakan untuk beristirahat, namun kami berusaha mencari saung yang lokasinya tidak jauh dari Masjid karena mempermudah akses untuk menunaikan sholat.

Selepas sholat Shubuh, saya meluangkan waktu menikmati matahari terbit di pantai Pelabuhan Ratu, namun sayang karena awan mendung di ufuk timur cukup banyak, maka matahari tak begitu jelas terlihat. Yang terlihat hanyalah garis warna jingga yang memberkas menyatu dengan warna biru laut dan ungu langit membuat proporsi warna pastel yang begitu mempesona, cukup indah untuk mengobati kekecewaan karena mendung.


Setelah sekitar 30 menit menikmati pantai Pelabuhan Ratu saya putuskan untuk tidur sejenak karena siang nanti kami akan menempuh perjalanan yang cukup jauh menuju Ujung Genteng.
Bersambung...