Rabu, 17 Februari 2010

Keep On Growing !!!

Wahh, udah bulan Pebruari 2010.......Hmm, gak kerasa udah hampir setaun umur gw berkepala 2, walau masih newbie dengan kepala dua ini, setidaknya gw dah mulai ngerasain rasanya punya tanggung jawab lebih dan bertanggung jawab untuk menjadi dewasa, tentunya karena tuntutan waktu yang terus berjalan tanpa kenal jeda .

Sekedar untuk memflashback apa yang udah gw capai selama gw diberi nyawa oleh sang Khalik, kayaknya masih banyak banget impian dan cita-cita yang belum tercapai. Kalau merujuk pada ayat bahwa usia umat Nabi Muhammad SAW tidak lebih dari 63 tahun, maka insya Alloh bulan depan gw udah menghabiskan 1/3 dari lama usia yang dikaruniakan tersebut.

Disepertiga usia ini gw diperkenalkan dengan beberapa orang yang sangat menarik untuk gw ikuti jalan pikirannya, sampai gw berani bilang gw mengagumi beberapa dari mereka walaupun gak pernah gw utarakan secara langsung ke mereka atau gw kultuskan rasa kagum gw ke mereka, karena gw tau gak ada manusia yang sempurna.

Disepertiga usia ini gw dipertemukan beberapa orang teman yang luar biasa, baik kecerdasan, skill, kebijaksanaan, atau kepribadiannya. Dari mereka gw belajar memahami bahwa manusia memang butuh bantuan manusia lain.

Sepertiga usia yang penuh warna. Mulai warna-warna cerah sampai warna terkeruh yang belum pernah gw bayangkan akan gw dapati di usia ini. Kalo gw rangkum dan meminjam liriknya Hoobastank maka yang gw nyayiin adalah bait "I'm not a perfect person, there's many things i wish i didn't do. But i continue learning", begitu banyak langkah-langkah keliru yang gw sadari maupun gak sadari udah gw lakukan, tapi gw sadar belum dan tidak akan ada kata terlambat untuk mengubah arah dan mengejar langkah-langkah yang sempat tertinggal.

Kebetulan kemarin bongkar kamar, nemu kaset Iwan Fals lama gw yang udah 5 taunan gak gw setel, langsung dah kecantol sama lagu Kupu-Kupu Hitam Putihnya, hmm rasanya adem banget di denger. Memang hidup bisa hitam bisa putih, bisa mendung bisa cerah, tapi masih ada langit cerah dan garis perak diantara mendung yang terhitam sekalipun.

Kalo kata Dee di Filosofi Kopi "Sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan". Jadi, asikin aja bos (pake aksen kayak presenter backpacker TvO*e, wkwkwkwk)

Dan gw berharap 2/3 usia gw kedepan akan lebih bermakna dalam hal pengabdian gw kepada Alloh SWT dan membuat gw tetap laik untuk masuk surga-Nya,



Kupu-Kupu Hitam Putih by Iwan Fals




Read More......

Rabu, 10 Februari 2010

Sesal


Sesal


Manakala kata telah habis terbaca,
dan mulutmu bisu
Entah apa warna dunia.

Sedangkan dulu ejawantah itu terasa bias,
dan kau mainkan hidupmu atas ragu,
ketika gendang bertalu-talu,
dan panggung masih tergelar....lebar,
lagi dawai gitar pun masih bergetar.

Namun nanar matamu hanya sebuah nafsu!
Hingga telingamu mengatup.
Rapat...,
lagi kedap
terhadap kidung-kidung suci
yang dilantunkan.
Syahdu...
layaknya nyanyian bidadari-bidadari surga,
yang dulu pernah merindumu.

Read More......

Selasa, 02 Februari 2010

VoIP di Mobile Phone



Sesuai dengan judul diatas, posting ini saya buat berdasarkan pengalaman saya menjalankan VoIP pada handheld GSM yang sudah support WiFi dan wireless IP Phone yang berbentuk seperti handphone. Ujicoba yang saya lakukan menggunakan IP-PBX keluaran Micronet yang didistribusikan oleh kantor saya (iklan gratis, heheheh). IP-PBX ini memiliki dua ethernet port, LAN port yang digunakan untuk meregister client intranet dan WAN port yang digunakan untuk meregister client di jaringan publik. Fitur yang dimiliki juga sudah cukup lengkap, dan IP-PBX ini juga dapat meregister 50 user voip dan menangani concurrent call(banyaknya panggilan yang dilakukan dalam satu waktu secara simultan, red) sebanyak 13 panggilan.

Tipe handheld yang saya pakai adalah UTStarcomm F1000 (wireless ip phone), HTC Touch (smart phone dengan wifi dan OS Windows Mobile 6), serta Nokia E63 (qwerty phone dengan wifi dan OS Symbian 9.2) yang bisa dilihat pada gambar sebagai berikut.



Softphone yang saya pakai pada HTC Touch adalah portSIP untuk Windows Mobile 6 yang dapat diunduh disini, sedangkan pada E63 saya gunakan tiviPhone versi gratis yang dapat diunduh disini. Setting ketiga handheld ini cukup mudah, pertama setting WiFi pada masing-masing handheld ke access point yang terhubung dengan IP-PBX, untuk wireless ip phone bisa di-set DHCP atau statis, sedangkan pada dua handheld lain cukup cari access point dan ip sudah didapat dari DHCP server. Kedua, masuk ke konfigurasi VoIP yang ada pada masing-masing softphone yang ada dan set proxy server ip address ke alamat ip dari IP-PBX. Ketiga, set username dan password untuk registrasi sesuai dengan alokasi username dan password, biasanya username adalah nomor ekstensi VoIP untuk memudahkan login. Calling via VoIP siap dilakukan.

Note : Untuk Nokia E63 sebenarnya sudah ada SIP setting bawaan dari vendor namun entah kenapa saya selalu gagal untuk melakukan registrasi, selain itu opsi yang terlalu banyak membuat saya kurang nyaman untuk melakukan setting jadi saya putuskan untuk memakai third party software yang mudah digunakan untuk handheld ini.





Read More......

Jakarta - Pelabuhan Ratu - Ujung Genteng - Jakarta (2)



Setelah menikmati matahari terbit di pantai Pelabuhan Ratu, saya pun tidak dapat menahan kantuk yang sempat tertunda, kemudian saya tidur selama 2 jam dan bangun karena merasa lapar :D. Setelah itu saya memesan sarapan di warung kaki lima tak jauh dari saung tempat saya beristirahat. Warung ini menjajakan makanan kecil, air kemasan, dan lain lain. Selain itu pengunjung juga bisa memesan ikan bakar, namun untuk menghemat waktu dan uang (maklum tanggung bulan :D), akhirnya saya hanya memesan mie instan beserta nasi, cukup untuk mengganjal perut sebelum melanjutkan perjalanan.

Sekitar pukul 09.30 kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan, dari jalan raya Citepus, kami kembali ke kota Pelabuhan Ratu dan membelok ke kanan menuju Ujung Genteng, jalur yang kami lalui adalah Pelabuhan Ratu-Simpenan-Jampang Kulon-Surade-Ujung Genteng (hmm, bener gak yah, silakan dilihat di peta). Jalur ini cukup menantang walaupun kami lewati pada siang hari sebab jalan yang kami lalui berada di sisi bukit dengan kemiringan yang cukup curam menanjak dan berada disebelah jurang , kondisi jalan pun banyak yang berlubang, selain itu lalu lintas cukup ramai bahkan truk double gardan kami jumpai beberapa kali sepanjang perjalanan, dari hal ini saya simpulkan bahwa jalur ini adalah akses utama dari Pelabuhan Ratu menuju Ujung Genteng. Namun ketika sudah berada di atas bukit, kami bisa melihat pemandangan yang cukup spektakuler, hamparan pohon yang berada di dasar jurang disisi jalan terasa kontras dengan pasir pantai berwarna putih dan biru laut dari Pelabuhan Ratu yang perlahan kami tinggalkan.


Ditengah perjalanan, kami harus berhenti beberapa kali, kali pertama adalah di kelurahan Simpenan untuk mengisi bahan bakar motor dan melepas lelah, kemudian setelah melanjutkan perjalanan selama 30 menit, kami berhenti ditengah kebun teh tak jauh dari kelurahan karena hujan yang mulai turun, cukup lama kami menunggu hujan yang tak juga mereda hingga satu persatu kami merasa mengantuk, akhirnya kami putuskan untuk menerobos hujan daripada menunggu. Tak lama setelah itu waktu sholat Jum'at tiba, dan kami kembali berhenti di daerah perbatasan Jampang Kulon untuk menunaikan sholat. Dari perbatasan Jampang Kulon sampai kota Jampang Kulon pemandangan yang bisa dinikmati adalah hutan pinus dan semak belukar kemudian berganti kampung dan sawah ketika memasuki kota. Sampai di kota Jampang Kulon hujan bertambah deras dan memaksa kami menepi, dan kami akhirnya menepi tepat di depan terminal Jampang Kulon.

Sembari menunggu hujan mereda kami berteduh di kedai sederhana yang menjajakan bakso milik penduduk setempat. Karena saat itu tepat pada waktu makan siang, maka kami pun segera memesan bakso dan makan dengan lahap, hmm menyantap bakso ketika cuaca dingin dan perut lapar terasa begitu nikmat :D. Ketika selesai makan siang, hujan pun sudah kembali reda dan kami melanjutkan perjalanan. Sekitar 1 jam kemudian kami sampai di Surade, dan ketika itu cuaca sudah mulai bersahabat. Matahari sudah berani keluar dari balik awan, bahkan terik sekali dan kami pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk memacu motor lebih kencang karena sudah tak sabar menikmati pantai Ujung Genteng, apalagi barisan pohon kelapa dan pemandangan laut yang mulai mengintip-intip di kejauhan begitu menggoda kami, padahal jalan yang harus kami lewati relatif kasar dan berlubang disana - sini walaupun sudah diaspal.

Setelah perjuangan yang begitu menguras tenaga selama 5,5 jam, pada pukul 15.00 kami tiba di pantai Ujung Genteng, dan pemandangan yang disuguhkan begitu menakjubkan, seakan membayar lunas kelelahan yang kami rasakan, hamparan pasir putih yang luas dan hamparan karang yang melindungi pantai dari ombak yang besar membuat genangan air laut yang begitu jernih, dan disisi pantai terdapat teluk yang dijadikan pelabuhan alami tempat perahu nelayan setempat berlabuh membuat kami tak bisa menahan decak kagum dan tak henti-henti memuji keindahan alam ciptaan-Nya. Hanya sekitar 30 menit kami menikmati pemandangan pertama dan karena hari masih terang kami putuskan untuk pergi ke Pantai Pangumbahan untuk menikmati matahari terbenam sekaligus mengunjungi lokasi konservasi penyu disana.


Bersambung



Read More......