Rabu, 10 Februari 2010

Sesal


Sesal


Manakala kata telah habis terbaca,
dan mulutmu bisu
Entah apa warna dunia.

Sedangkan dulu ejawantah itu terasa bias,
dan kau mainkan hidupmu atas ragu,
ketika gendang bertalu-talu,
dan panggung masih tergelar....lebar,
lagi dawai gitar pun masih bergetar.

Namun nanar matamu hanya sebuah nafsu!
Hingga telingamu mengatup.
Rapat...,
lagi kedap
terhadap kidung-kidung suci
yang dilantunkan.
Syahdu...
layaknya nyanyian bidadari-bidadari surga,
yang dulu pernah merindumu.

0 komentar: