Sesal
Manakala kata telah habis terbaca,dan mulutmu bisu
Entah apa warna dunia.
Sedangkan dulu ejawantah itu terasa bias,
dan kau mainkan hidupmu atas ragu,
ketika gendang bertalu-talu,
dan panggung masih tergelar....lebar,
lagi dawai gitar pun masih bergetar.
Namun nanar matamu hanya sebuah nafsu!
Hingga telingamu mengatup.
Rapat...,
lagi kedap
terhadap kidung-kidung suci
yang dilantunkan.
Syahdu...
layaknya nyanyian bidadari-bidadari surga,
yang dulu pernah merindumu.
0 komentar:
Posting Komentar